A.
Pengertian Alat
Peraga
Media pembelajaran adalah suatu alat
yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan
media pembelajaran diharapkan
1. siswa dapat
memperoleh berbagai pengalaman nyata sehingga materi pembelajaran mudah dipahami,
2. dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa,
3. dapat mendorong
siswa mengingat apa yang sudah dipelajari.
Menurut Estiningsih(1994) alat
peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan cirri-ciri
dari konsep yang dipelajari. Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk
menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu memahami arti dari konsep
tersebut. Dengan melihat, meraba, memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa
mempunyai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu
konsep. Contoh dari alat peraga papan tulis, buku tulis, daun pintu yang
berbentuk persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru
membelajarkan mengenai konsep materi geometri datar, sedangkan pensil, kapur,
lidi dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat memperkenalkan bilangan
kepada siswa dengan cara membilang banyaknya anggota dari kelompok benda,
sehingga pada akhir membilang akan ditemukan bilangan yang sesuai dengan
kelompok benda tersebut.
B.
Pentingnya alat
peraga dalam pembelajaran matematika
Banyak orang memandang bahwa
matematika merupakan mata pelajaran yang amat sulit, meskipun demikian semua
orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari serta matematika merupakan ilmu
pengetahuan yang merupakan dasar dari ilmu pengetahuan yang lain karena hampir
semua bidang ilmu pengetahuan memerlukan matematika yang sesuai. Menurut
Standar Isi Permendiknas Nomer 22 Tahun 2006, matematika mulai dipelajari di
sekolah dasar, untuk itu agar siswa dapat memahami matematika dengan baik
diperlukan pemahaman konsep dasar dalam matematika. Menurut teori J. Piaget
perkembangan kognitif seseorang dari bayi sampai dewasa terbagi atas empat
tahap.
1.
Tahap sensorik
motorik(0 – 2 tahun)
2.
Tahap pra
operasional (2 – 7 tahun)
3.
Tahap
operasional konkrit (7 – 11 tahun)
4.
Tahap formal
(lebih dari 11 tahun)
Berdasarkan teori Piaget tampak
bahwa pada awal, anak belajar melalui hal-hal yang konkrit atau nyata dalam
arti dapat diamati dengan menggunakan panca indera anak. Untuk memahami konsep
matematika yang bersifat abstrak, anak memerlukan benda-benda konkrit. Selain
Piaget beberapa ahli lain mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan belajar
seseorang adalah Bruner. Menurut Fajar (15,Psikologi dan Teori Belajar
matematika,2008) Bruner membagi proses belajar siswa menjadi tiga tahap yaitu
tahap enaktif, ikonik dan
simbolik.
1.
Tahap Enaktif
Pada tahap ini,
siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan dengan menggunakan benda konkrit
atau menggunakan situasi nyata bagi para siswa.
2.
Tahap Ikonik
Setelah
mempelajari pengetahuan dengan benda nyata atau benda konkrit, tahap berikutnya
adalah tahap ikonik yaitu siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk
gambar atau diagram sebagi perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda
konkrit atau nyata.
3.
Tahap simbolik
Selain dua tahap diatas masih ada satu tahap lagi yaitu tahap simbolik dimana siswa mewujudkan pengetahuannya dalam bentuk symbol-simbol abstrak.
Selain dua tahap diatas masih ada satu tahap lagi yaitu tahap simbolik dimana siswa mewujudkan pengetahuannya dalam bentuk symbol-simbol abstrak.
Dengan kata lain siswa harus
mengalami proses berabstraksi. Menurut Bruner, pembelajaran sebaiknya dimulai
dengan menggunakan benda nyata lebih dahulu. Karenanya ketika proses
pembelajaran matematika berlangsung sudah seharusnya menggunakan model atau
benda nyata untuk topik-topik tertentu yang dapat membantu pemahaman siswa.
Dengan demikian jelaslah bahwa azas peragaan dalam pembelajaran matematika
adalah sangat mempelajari matematika.
Berdasarkan teori di atas, siswa SMP
merupakan peralihan dari tahap operasional
konkrit menuju ke tahap formal maka dalam membelajarkan matematika
kepada siswa masih diperlukan azas peragaan agar pembelajaran menjadi bermakna
dalam meningkatkan pemahaman dan daya tarik siswa untuk mempelajarai
matematika.
C.
Kriteria alat
peraga
Beberapa kriteria pemilihan alat
peraga
1.
Alat peraga
dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai
kompetensinya oleh siswa
2.
Alat peraga
dapat membantu memahami konsep materi pembelajaran dan bukan sebaliknya
3.
Alat peraga
mudah diperoleh atau dibuat oleh guru
4.
Alat peraga
mudah penggunaannya
5.
Alat peraga
disesuaikan dengan tahap berpikir siswa
Alat
peraga ialah alat-alat yang digunakan guru yang berfungsi membantu guru dalam
proses mengajarnya dan membantu peserta didik dalam proses belajarnya (simak
yaumi & syafei 2012, media & teknologi dalam pelajaran. Fak tarbiyah
UIN Alauddin, modul 1).
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
D. Fungsi alat peraga
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses
belajar-mengajar. Keenam `fungsi tersebut adalah:
a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar-mengajar yang efektif.
b. Penggunan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang
harus dikembangkan guru,
c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi
pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus
melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
d. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan,
dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih
menarik perhatian siswa.
e. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat
proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang
diberikan guru.
f. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar-mengajar. Dengan kata lain menggunakan alat peraga, hasil belajar yang
dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai
tinggi.
Sujana,
N. (2011). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Fungsi utama dari alat
peraga adalah untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep yang abstrak,
agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi
obyek/ alat peraga maka siswa mengalami pengalaman-pengalaman nyata dalam
kehidupan tentang arti dari suatu konsep.
Alat Peraga memegang
peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar-mengajar
yang efektif selain itu alat peraga dapat membantu siswa untuk lebih memahami
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Menurut Suharjana
(2009: 4) Kegunaan alat peraga dalam
pembelajaran matematika adalah:
a.
Mempermudah dalam hal
pemahaman konsep-konsep dalam matematika.
b.
Memberikan pengalaman
yang efektif bagi siswa dengan berbagai kecerdasan yang berbeda.
c.
Memotivasi siswa untuk
menyukai pelajaran matematika.
d.
Memberikan kesempatan
bagi siswa yang lebih lamban berpikir
untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil.
e.
Memperkaya program
Pembelajaran bagi siswa yang lebih pandai.
f.
Mempermudah abstraksi.
g.
Efisiensi waktu.
h.
Menunjang kegiatan matematika di luar sekolah.
Suharjana,
A. (2009). Pemanfaatan alat peraga sebagai media pembelajaran matematika.Yogyakarta:PPPPTK
Matematika.
Domino Matematika
(Domat)
Sama halnya dengan
bermain domino biasa, alat peraga/ permainan domino ini dapat dilakukan oleh
2-4 orang. Setelah kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti.
Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka
yang diwakili oleh lingkaran berwarna merah. Pada Domat ini, kartu tersebut berisi berbagai
soal dan jawaban. Pada kartu domat, dibagi menjadi dua bagian yang sama, satu
bagian merupakan soal, dan bagian lainnya merupakan jawaban untuk soal dari
kartu lain.
Domino matematika adalah alat peraga yang
berisi berbagai soal dan jawaban. Pada kartu DOMAT ini terbagi menjadi dua
bagian yang sama, satu bagian berupa soal, dan bagian lainnya merupakan jawaban
untuk soal dari kartu lain.
Permainan Alat peraga DOMAT ini dapat dilakukan oleh 2-4 Siswa, setelah
kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti.
Sundayana, R. (2013). Media
pembelajaran matematika. Bandung: CV Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar